Kedudukan atau Peran dan Fungsi Kritik Sastra
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kesusastraan Indonesia
modern masih sangat muda usianya. Tumbuh dan berkembangnya kesusastraan
Indonesia modern ini bersamaan waktu dengan bangkit dan berkobarnya kesadaran
kebangsaan Indonesia. Bersama bangkitnya rasa kebangsaan itu bangkit pula
kesusastraan modern. Berdasarkan pada hal itu Nugeroho Notosusanto membuat
batas antara kususastraan Indonesia modern dengan kesusastraan Melayu.
Perkembangan dan
bertambahnya sastra yang begitu pesat hingga menyebabkan khasanah sastra
Indonesia berlimpah-limpah. Dengan begitu, meskipun usia kesusastraan Indonesia
modern masih muda, maka banyak sekali menimbulkan persoalan yang menghendaki
pemecahan sebaik-baiknya. Persoalan-persoalan itu meliputi bidang keilmuan
sastra, pemahaman masyarakat, dan perkembangan kesusastraan sendiri.
Dalam bidang keilmuan
misalnya, karya-karya sastra yang begitu banyak dan terus bertambah saja itu
meminta pertimbangan penuh untuk dipertimbangkan (dikritik),
digolong-golongkan, dan disusun menurut perkembangan sejarahnya, dari sejak
terbitnya hingga taraf yang terakhir. Persoalan yang banyak itu belum dapat
diatasi. Hal ini disebabkan oleh belum adanya ahli yang cukup. Masih sedikit
ahli dan peminat sastra yang menulis tentang hal-hal yang berhubungan dengan
ilmu sastra, baik teori sastra, sejarah sastra, maupun kritik sastra.
Kita menyadari
kepentingan kritik sastra, baik dalam bidang keilmuan, masyarakat maupun
perkembangan kesusastraan sendiri. Dan dalam makalah ini kami akan membahas
materi tentang kedudukan atau peran dan fungsi kritik sastra. Semoga makalah
ini bisa membantu kesulitan teman-teman dalam memahami tentang kritik sasta.
1.2. Rumusan
Masalah
Dari latar belakang
tersebut, maka dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai beberapa masalah,
antara lain :
1.
Bagaimana sih kedudukan atau peran kritik sastra?
2.
Apa saja fungsi dari kritik sastra?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan
masalah di atas, maka ada beberapa tujuan yang dapat kita cantumkan dalam
makalah ini, di antaranya adalah:
1.
Menjelaskan kedudukan atau peran kritik sastra
2.
Menjelaskan fungsi dari kritik sastra
1.4. Manfaat
Sesuai dengan rumusan
masalah dan tujuan penulisan makalah ini, maka tentunya kita dapat mengambil
manfaat dari makalah ini, diantaranya adalah:
1.
Mengetahui kedudukan atau peran kritik sastra
2.
Mengetahui fungsi dari kritik sastra
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kedudukan atau Peran Kritik Sastra
Istilah
“sastra” atau “kesusastraan” mengandung dua makna, yaitu :
1.
Sastra
atau kesusastraan kreatif yang berwujud karya sastra (tulisan para pengarang),
seperti novel, cerpen, drama, dan puisi.
2.
Sastra atau kesusastraan ilmiah, yang
terdiri dari tiga bidang studi yaitu (a) teori satra, (b) sejarah sastra, dan
(c) kritik sastra.
Ketiga
bidang tersebut berhubungan secara timbal balik. Teori sastra dapat menjadi
patokan bagi pelaksanaan sejarah sastra dan kritik sastra. Sejarah sastra dapat
menjadi pegangan bagi pelaksanaan kritik sastra dan hasilnya dapat menjadi
masukan bagi teori sastra. Kritik sastra dapat menjadi masukan bagi penyusunan
sejarah dan teori sastra. Selain itu, masing-masing bidang studi tidak dapat
berdiri sendiri dan tidak dapat dipisahkan. Sejarah sastra tidak dapat
menjalankan tugasnya dengan baik tanpa memperoleh bantuan teori sastra.
Misalnya, penggolongan ke dalam periode atau angkatan tidak dapat dilakukan
tanpa pengetahuan tentang teori gaya bahasa, latar belakang, struktur, aliran,
dan sebagainya. Teori sastra tidak dapat menyusun suatu teori tentang teknik
cerita yang baik, teori tentang gaya bahasa yang baik, tanpa bantuan suatu
kritik sastra atas karya-karya sastra. Begitu pula sejarah sastra, akan sia-sia
menyusun periodisasi atau aliran sastra tanpa bantuan kritik sastra.
Mengingat
hubungan yang timbal-balik dan saling berjalinan di antara ketiga cabang ilmu
sastra itu, maka kedudukan seorang kritikus sastra yang bergerak dalam kritik
sastra sangat penting. Ketepatan pendapatnya tentang karya-karya sastra akan
membantu memajukan teori dan sejarah sastra. Dengan demikian, kritik sastra
(tulisan kritikus sastra) menempati kedudukan yang penting untuk memajukan ilmu
sastra, terutama teori sastra dan sejarah sastra.
Kehadiran sebuah karya sastra akan mengaitkan beberapa pihak. Pencipta,
yang menghadirkan karya sastra. Penikmat (pembaca), yang menggunakan karya
sastra itu, dan Penelaah karya sastra (Kritikus) yang berusaha mengembangkan
ilmu sastra. Dunia kesusastraan (pencipta, penikmat, penelaah) saling berhubungan erat dan saling memberi dorongan.
Tetapi ada kalanya terjadi jurang pemisah antara karya sastra (yang sudah
diciptakan) dengan pembacanya (penikmat).
Dalam keadaan seperti itu, kritik sastra memegang peran penting. Seorang
kritikus harus dapat menjembatani antara pencipta dan penikmat. Kritikus
bertindak sebagai guru atau juru penerang, agar pembaca memahami maksud
pengarang, dengan jalan menunjukan kelebihan dan kekurangan sebuah karya
sastra. Kritikus itu berperan sebagai penengah, sebagai juru bahasa antara
orang yang mengerti dengan yang kurang mengerti, antara seniman dengan
masyarakat ramai.
Kritik sastra juga berperan sebagai peningkat apresiasi sastra ditengah
masyarakat. Dengan analisis-analisisnya, kupasan-kupasan, dan
tafsiran-tafsirannya terhadap sebuah karya sastra, masyarakat (pembaca)
memperoleh petunjuk untuk mencintai dan menghargai karya sastra sebagaimana
mestinya.
Dalam menjalankan tugasnya, kritikus mengamati dengan teliti,
membandingkan dengan tepat, mempertimbangkan dengan adil baik buruknya
kualitas, nilai, dan kebenaran suatu karya sastra.
2.2. Fungsi Kritik Sastra
Dalam
mengkritik karya sastra, seorang kritikus tidaklah bertindak semaunya. Ia harus
melalui proses penghayatan keindahan sebagaimana dalam melahirkan karya sastra.
Kritik sastra berfungsi bagi perkembangan ilmu sastra karena hal itu
mempengaruhi sastrawan untuk menciptakan karya sastra secara lebih berkualitas.
Di sisi lain kritik sastra juga berfungsi memberikan penjelasan kepada pembaca
untuk dapat memahami karya sastra secara lebih mendalam. Mengingat kritik
sastra adalah sebagai kegiatan ilmiah yang mengikat kita pada asas-asas
keilmuan yang ditandai oleh adanya kerangka, teori, wawasan, konsep, metode
analisis dan obyek empiris, maka setidaknya ada beberapa manfaat kritik sastra
yang perlu untuk kita ketahui, yakni sebagai berikut.
1. Kritik
sastra berfungsi membina dan mengembangkan sastra
Dalam
mengkritik karya sastra, seorang kritikus berusaha menunjukkan struktur sebuah
karya sastra, memberikan penilaian, menunjukan kekuatan dan kelemahan serta
memberikan alternatif untuk pengembangan karya sastra, serta menunjukan hal-hal
yang baru dalam karya sastra. Kritikus bisa jadi akan menunjukkan hal-hal yang
baru dalam karya sastra, hal-hal yang belum digarap oleh sastrawan. Dengan
demikian, sastrawan dapat belajar dari kritik sastra untuk lebih meningkatkn
kecakapannya. Jika para sastrawan mampu menghasilkan karya-karya yang baru,
kreatif dan berbobot, maka perkembangan sastra negara tersebut juga akan
meningkat pesat, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dengan kata lain,
kritik yang dilakukan kritikus akan meningktakan kualitas dan kreativitas
sastrawan, dan pada akhirnya akan meningkarkan perkembangan sastra itu sendiri.
2. Kritik
sastra berfungsi untuk penerangan bagi penikmat sastra
Dalam
melakukan kritik, seorang kritikus akan memberikan ulasan, komentar, penafsiran
kerumitan-kerumitan, kegelapan-kegelapan makna dalam karya sastra yang
dikritik. Dengan demikian, pembaca awam akan lebih mudah untuk memahami karya
sastra yang telah dikritik oleh kritikus. Pada sisi lain, ketika masyarakat
sudah terbiasa dengan apresiasi sastra, maka daya apresiasi masyarakat terhadap
karya sastra akan semakin baik. Dengan demikian masyarakat dapat memilih karya
sastra yang bermutu tinggi (karya sastra yang berisi nilai-nilai kehidupan,
memperluas moral, mempertajam pikiran, kemanusiaan, kebenaran dan lain-lain).
3. Kritik
sastra berfungsi bagi ilmu sastra itu sendiri
Analisis
yang dilakukan oleh kritikus dalam mengkritik haruslah didasarkan pada
referensi-referensi dan teori-teori yang akurat. Tidak jarangpula, perkembangan
teori sastra lebih lambat dibandingkan dengn kemajuan proses kreatif pengarang,
untuk itu, dalam melakukan kritik seorang kritikus seringkali harus meramu
teori-teori baru. Teori-teori sastra baru yang seperti inilah yang justru akan
mengembangkan ilmu sastra itu sendiri, dimana seorang pengarang akan dapat
belajar melalui hasil dari kritikan seorang karitikus sastra sehingga akan
berdampak pad meningkatnya kualitas karya sastra yang dihasilkannya.
Fungsi-fungsi
kritik sastra di atas akan menjadi kenyataan karena adanya tanggung jawab
antara kritikus dan sastrawan serta tanggung jawab mereka dalam memanfaatkan
hasil kritik sastra tersebut. Dengan demikian, tidak perlu diragukan lagi bahwa
adanya kritik sastra yang kuat dan jujur di medan sastra akan membawa pada
meningkatnya kualitas karya sastra karena sastrawan akan memiliki perhitungan
sebelum akhirnya dipublikasikannya karya sastra tersebut. Oleh sebab itu,
ketiadaan kritik pada medan sastra akan membawa pada munculnya karya-karya
sastra picisan.
Tidak semua kritik sastra dapat menjalankan
fungsinya seperti yang telah disebutkan di atas. Kritik sastra berfungsi
apabila:
1) Berupaya
membangun dan meningkatkan sastra
2) Melakukan
kritik secara objektif
3) Mampu
memperbaiki cara berpikir, cara hidup, dan cara bekerja pada sastrawan.
4) Dapat
menyesuaikan diri dengan ruang lingkup kebudayaan dan tata nilai yang berlaku.
5) Dapat
membimbing pembaca berpikir kritis dan dapat meningkatkan apresiasi sastra
masyarakat.
BAB III
PENUTUP
. 3.1. Simpulan
Kritik
sastra (tulisan kritikus sastra) menempati kedudukan yang penting untuk
memajukan ilmu sastra, terutama teori sastra dan sejarah sastra. Kritik sastra berperan sebagai peningkat apresiasi sastra ditengah
masyarakat. Dengan analisis-analisisnya, kupasan-kupasan, dan
tafsiran-tafsirannya terhadap sebuah karya sastra, masyarakat (pembaca)
memperoleh petunjuk untuk mencintai dan menghargai karya sastra sebagaimana
mestinya.
Beberapa
manfaat kritik sastra
1.
Kritik sastra berfungsi membina dan
mengembangkan sastra
2.
Kritik sastra berfungsi untuk penerangan
bagi penikmat sastra
3.
Kritik sastra berfungsi bagi ilmu sastra
itu sendiri
3.2. Saran
Kami selaku penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna dan tentunya banyak sekali kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan kami. Oleh
karena itu, kami selaku penyusun makalah ini sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat
bermanfaat untuk kami khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Baribin, Raminah.
1989. Kritik Sastra dan Penilaian. Semarang:
IKIP Semarang Press.
Hudson, William Henry.
1955. An Introduction to the Study
of Literature. London: George G. Harrap & Co.
Abrams, M.H.
1971. The Mirror and the Lamp.
London: Oxford University Press.
Hardjana. Andre.
1981. Kritik Sastra: Sebuah
Pengantar. Jakarta: Gramedia.
Suroso , dkk. 2008. Kritik Sastra .Yogyakarta: Elmatera
Publishing.
Pradopo, Rachmat Djoko.
2011. Prinsip-prinsip Kritik Sastra.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sayuti, Suminoto A.
2011. Kritik Sastra. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar