Minggu, 12 Juni 2016

Makalah Kritik Sastra


                                        Kedudukan atau Peran dan Fungsi Kritik Sastra
                                                                          BAB I
PENDAHULUAN

1.1.          Latar Belakang
Kesusastraan Indonesia modern masih sangat muda usianya. Tumbuh dan berkembangnya kesusastraan Indonesia modern ini bersamaan waktu dengan bangkit dan berkobarnya kesadaran kebangsaan Indonesia. Bersama bangkitnya rasa kebangsaan itu bangkit pula kesusastraan modern. Berdasarkan pada hal itu Nugeroho Notosusanto membuat batas antara kususastraan Indonesia modern dengan kesusastraan Melayu.
Perkembangan dan bertambahnya sastra yang begitu pesat hingga menyebabkan khasanah sastra Indonesia berlimpah-limpah. Dengan begitu, meskipun usia kesusastraan Indonesia modern masih muda, maka banyak sekali menimbulkan persoalan yang menghendaki pemecahan sebaik-baiknya. Persoalan-persoalan itu meliputi bidang keilmuan sastra, pemahaman masyarakat, dan perkembangan kesusastraan sendiri.
Dalam bidang keilmuan misalnya, karya-karya sastra yang begitu banyak dan terus bertambah saja itu meminta pertimbangan penuh untuk dipertimbangkan (dikritik), digolong-golongkan, dan disusun menurut perkembangan sejarahnya, dari sejak terbitnya hingga taraf yang terakhir. Persoalan yang banyak itu belum dapat diatasi. Hal ini disebabkan oleh belum adanya ahli yang cukup. Masih sedikit ahli dan peminat sastra yang menulis tentang hal-hal yang berhubungan dengan ilmu sastra, baik teori sastra, sejarah sastra, maupun kritik sastra.
Kita menyadari kepentingan kritik sastra, baik dalam bidang keilmuan, masyarakat maupun perkembangan kesusastraan sendiri. Dan dalam makalah ini kami akan membahas materi tentang kedudukan atau peran dan fungsi kritik sastra. Semoga makalah ini bisa membantu kesulitan teman-teman dalam memahami tentang kritik sasta.
1.2.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai beberapa masalah, antara lain :
1.      Bagaimana sih kedudukan atau peran kritik sastra?
2.      Apa saja fungsi dari kritik sastra?



1.3.     Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka ada beberapa tujuan yang dapat kita cantumkan dalam makalah ini, di antaranya adalah:
1.      Menjelaskan kedudukan atau peran kritik sastra
2.      Menjelaskan fungsi dari kritik sastra

1.4.     Manfaat
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penulisan makalah ini, maka tentunya kita dapat mengambil manfaat dari makalah ini, diantaranya adalah:
1.      Mengetahui kedudukan atau peran kritik sastra
2.      Mengetahui fungsi dari kritik sastra





BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kedudukan atau Peran Kritik Sastra
Istilah “sastra” atau “kesusastraan” mengandung dua makna, yaitu :
1.       Sastra atau kesusastraan kreatif yang berwujud karya sastra (tulisan para pengarang), seperti novel, cerpen, drama, dan puisi.
2.      Sastra atau kesusastraan ilmiah, yang terdiri dari tiga bidang studi yaitu (a) teori satra, (b) sejarah sastra, dan (c) kritik sastra.
Ketiga bidang tersebut berhubungan secara timbal balik. Teori sastra dapat menjadi patokan bagi pelaksanaan sejarah sastra dan kritik sastra. Sejarah sastra dapat menjadi pegangan bagi pelaksanaan kritik sastra dan hasilnya dapat menjadi masukan bagi teori sastra. Kritik sastra dapat menjadi masukan bagi penyusunan sejarah dan teori sastra. Selain itu, masing-masing bidang studi tidak dapat berdiri sendiri dan tidak dapat dipisahkan. Sejarah sastra tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik tanpa memperoleh bantuan teori sastra. Misalnya, penggolongan ke dalam periode atau angkatan tidak dapat dilakukan tanpa pengetahuan tentang teori gaya bahasa, latar belakang, struktur, aliran, dan sebagainya. Teori sastra tidak dapat menyusun suatu teori tentang teknik cerita yang baik, teori tentang gaya bahasa yang baik, tanpa bantuan suatu kritik sastra atas karya-karya sastra. Begitu pula sejarah sastra, akan sia-sia menyusun periodisasi atau aliran sastra tanpa bantuan kritik sastra.
          Mengingat hubungan yang timbal-balik dan saling berjalinan di antara ketiga cabang ilmu sastra itu, maka kedudukan seorang kritikus sastra yang bergerak dalam kritik sastra sangat penting. Ketepatan pendapatnya tentang karya-karya sastra akan membantu memajukan teori dan sejarah sastra. Dengan demikian, kritik sastra (tulisan kritikus sastra) menempati kedudukan yang penting untuk memajukan ilmu sastra, terutama teori sastra dan sejarah sastra.
Kehadiran sebuah karya sastra akan mengaitkan beberapa pihak. Pencipta, yang menghadirkan karya sastra. Penikmat (pembaca), yang menggunakan karya sastra itu, dan Penelaah karya sastra (Kritikus) yang berusaha mengembangkan ilmu sastra. Dunia kesusastraan (pencipta, penikmat, penelaah)  saling berhubungan erat dan saling memberi dorongan. Tetapi ada kalanya terjadi jurang pemisah antara karya sastra (yang sudah diciptakan) dengan pembacanya (penikmat).
Dalam keadaan seperti itu, kritik sastra memegang peran penting. Seorang kritikus harus dapat menjembatani antara pencipta dan penikmat. Kritikus bertindak sebagai guru atau juru penerang, agar pembaca memahami maksud pengarang, dengan jalan menunjukan kelebihan dan kekurangan sebuah karya sastra. Kritikus itu berperan sebagai penengah, sebagai juru bahasa antara orang yang mengerti dengan yang kurang mengerti, antara seniman dengan masyarakat ramai.
Kritik sastra juga berperan sebagai peningkat apresiasi sastra ditengah masyarakat. Dengan analisis-analisisnya, kupasan-kupasan, dan tafsiran-tafsirannya terhadap sebuah karya sastra, masyarakat (pembaca) memperoleh petunjuk untuk mencintai dan menghargai karya sastra sebagaimana mestinya.
Dalam menjalankan tugasnya, kritikus mengamati dengan teliti, membandingkan dengan tepat, mempertimbangkan dengan adil baik buruknya kualitas, nilai, dan kebenaran suatu karya sastra.

2.2. Fungsi Kritik Sastra
Dalam mengkritik karya sastra, seorang kritikus tidaklah bertindak semaunya. Ia harus melalui proses penghayatan keindahan sebagaimana dalam melahirkan karya sastra. Kritik sastra berfungsi bagi perkembangan ilmu sastra karena hal itu mempengaruhi sastrawan untuk menciptakan karya sastra secara lebih berkualitas. Di sisi lain kritik sastra juga berfungsi memberikan penjelasan kepada pembaca untuk dapat memahami karya sastra secara lebih mendalam. Mengingat kritik sastra adalah sebagai kegiatan ilmiah yang mengikat kita pada asas-asas keilmuan yang ditandai oleh adanya kerangka, teori, wawasan, konsep, metode analisis dan obyek empiris, maka setidaknya ada beberapa manfaat kritik sastra yang perlu untuk kita ketahui, yakni sebagai berikut.
1.       Kritik sastra berfungsi membina dan mengembangkan sastra
          Dalam mengkritik karya sastra, seorang kritikus berusaha menunjukkan struktur sebuah karya sastra, memberikan penilaian, menunjukan kekuatan dan kelemahan serta memberikan alternatif untuk pengembangan karya sastra, serta menunjukan hal-hal yang baru dalam karya sastra. Kritikus bisa jadi akan menunjukkan hal-hal yang baru dalam karya sastra, hal-hal yang belum digarap oleh sastrawan. Dengan demikian, sastrawan dapat belajar dari kritik sastra untuk lebih meningkatkn kecakapannya. Jika para sastrawan mampu menghasilkan karya-karya yang baru, kreatif dan berbobot, maka perkembangan sastra negara tersebut juga akan meningkat pesat, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dengan kata lain, kritik yang dilakukan kritikus akan meningktakan kualitas dan kreativitas sastrawan, dan pada akhirnya akan meningkarkan perkembangan sastra itu sendiri.


2.       Kritik sastra berfungsi untuk penerangan bagi penikmat sastra
          Dalam melakukan kritik, seorang kritikus akan memberikan ulasan, komentar, penafsiran kerumitan-kerumitan, kegelapan-kegelapan makna dalam karya sastra yang dikritik. Dengan demikian, pembaca awam akan lebih mudah untuk memahami karya sastra yang telah dikritik oleh kritikus. Pada sisi lain, ketika masyarakat sudah terbiasa dengan apresiasi sastra, maka daya apresiasi masyarakat terhadap karya sastra akan semakin baik. Dengan demikian masyarakat dapat memilih karya sastra yang bermutu tinggi (karya sastra yang berisi nilai-nilai kehidupan, memperluas moral, mempertajam pikiran, kemanusiaan, kebenaran dan lain-lain).
3.       Kritik sastra berfungsi bagi ilmu sastra itu sendiri
          Analisis yang dilakukan oleh kritikus dalam mengkritik haruslah didasarkan pada referensi-referensi dan teori-teori yang akurat. Tidak jarangpula, perkembangan teori sastra lebih lambat dibandingkan dengn kemajuan proses kreatif pengarang, untuk itu, dalam melakukan kritik seorang kritikus seringkali harus meramu teori-teori baru. Teori-teori sastra baru yang seperti inilah yang justru akan mengembangkan ilmu sastra itu sendiri, dimana seorang pengarang akan dapat belajar melalui hasil dari kritikan seorang karitikus sastra sehingga akan berdampak pad meningkatnya kualitas karya sastra yang dihasilkannya.
          Fungsi-fungsi kritik sastra di atas akan menjadi kenyataan karena adanya tanggung jawab antara kritikus dan sastrawan serta tanggung jawab mereka dalam memanfaatkan hasil kritik sastra tersebut. Dengan demikian, tidak perlu diragukan lagi bahwa adanya kritik sastra yang kuat dan jujur di medan sastra akan membawa pada meningkatnya kualitas karya sastra karena sastrawan akan memiliki perhitungan sebelum akhirnya dipublikasikannya karya sastra tersebut. Oleh sebab itu, ketiadaan kritik pada medan sastra akan membawa pada munculnya karya-karya sastra picisan.
Tidak semua kritik sastra dapat menjalankan fungsinya seperti yang telah disebutkan di atas. Kritik sastra berfungsi apabila:
1)      Berupaya membangun dan meningkatkan sastra
2)      Melakukan kritik secara objektif
3)      Mampu memperbaiki cara berpikir, cara hidup, dan cara bekerja pada sastrawan.
4)      Dapat menyesuaikan diri dengan ruang lingkup kebudayaan dan tata nilai yang berlaku.
5)      Dapat membimbing pembaca berpikir kritis dan dapat meningkatkan apresiasi sastra masyarakat.




BAB III
PENUTUP

    3.1. Simpulan

Kritik sastra (tulisan kritikus sastra) menempati kedudukan yang penting untuk memajukan ilmu sastra, terutama teori sastra dan sejarah sastra. Kritik sastra berperan sebagai peningkat apresiasi sastra ditengah masyarakat. Dengan analisis-analisisnya, kupasan-kupasan, dan tafsiran-tafsirannya terhadap sebuah karya sastra, masyarakat (pembaca) memperoleh petunjuk untuk mencintai dan menghargai karya sastra sebagaimana mestinya.
Beberapa manfaat kritik sastra
1.              Kritik sastra berfungsi membina dan mengembangkan sastra
2.              Kritik sastra berfungsi untuk penerangan bagi penikmat sastra
3.              Kritik sastra berfungsi bagi ilmu sastra itu sendiri

3.2. Saran
Kami selaku penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan tentunya banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan kami. Oleh karena itu, kami selaku penyusun makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat bermanfaat untuk kami khususnya dan pembaca pada umumnya.




DAFTAR PUSTAKA

Baribin, Raminah. 1989. Kritik Sastra dan Penilaian. Semarang: IKIP Semarang Press.
Hudson, William Henry. 1955. An Introduction to the Study of Literature. London: George G. Harrap & Co.
Abrams, M.H. 1971. The Mirror and the Lamp. London: Oxford University Press.
Hardjana. Andre. 1981. Kritik Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.
Suroso , dkk. 2008. Kritik Sastra .Yogyakarta: Elmatera Publishing.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2011. Prinsip-prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sayuti, Suminoto A. 2011. Kritik Sastra. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar