Jenis-jenis Makna Menurut Geoffrey
Leech (1976)
1. Makna Konotatif
Makna konotatif adalah
makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna
denotasi yang mengalami penambahan. Dalam makna konotatif terdapat makna
konotatif positif dan negatif.
2. Makna Stilistik
Makna stilistika ini
berkenaan dengan gaya pemilihan kata sehubungan dengan adanya perbedaan sosial
dan bidang kegiatan di dalam masyarakat.
3. Makna Afektif
Makna afektif adalah
makna yang berkenaan dengan perasaan pembicara terhadap lawan bicara atau
terhadap objek yang dibicarakan. Makna afektif akan lebih nyata ketika
digunakan dalam bahasa lisan.
4. Makna Refleksi
Makna refleksi adalah
makna yang muncul oleh penutur pada saat merespon apa yang dia lihat.
5. Makna Kolokatif
Makna kolokatif adalah
makna yang berkenaan dengan ciri-ciri makna tertentu yang dimliki sebuah kata
dari sejumlah kata-kata yang bersinonim, sehingga kata tersebut hanya cocok
untuk digunakan berpasangan dengan kata tertentu lainnya. Jadi makna kolokatif
harus sepadan dan pada tempatnya.
6. Makna Konseptual
Makna Konseptual, yaitu
makna yang menekankan pada makna logis. Kadang-kadang makna ini disebut makna
‘denotatif’ atau ‘koginitif’. Makna konseptual memiliki susunan yang amat
kompleks dan rumit, namun dapat dibandingkan dan dihubungkan dengan susunan
yang serupa pada tingkatan fonologis maupun sintaksis.
7. Makna Tematik
Makna Tematik, yaitu
makna yang dikomunikasikan menurut cara penutur atau penulis menata pesannya,
dalam arti urutan, fokus dan penekanan. Nilai komunikatif itu juga dipengaruhi
oleh penggunaan kalimat aktif dan kalimat pasif.
Jenis-jenis Makna Menurut
Abdul Chaer
1. Makna Leksikal
Makna leksikal adalah
makna sebenarnya, sesuai dengan hasil observasi indra kita, makna apa adanya
dan makna yang ada dalam kamus. Maksud makna dalam kamus adalah makna dasar
atau makna yang konret. Misalnya leksem “Kuda” memiliki makna sejenis binatang.
2. Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah
makna yang terjadi setelah proses gramatikal.
Perbedaan dari makna
leksikal dan gramatikal adalah Makna leksikal adalah makna dasar/makna dari
kata per kata, sedangkan makna gramatikal adalah makna baru yang muncul ketika
kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat.
3. Makna Kontekstual
Makna kontekstual
adalah makna sebuah laksem atau kata yang berada didalam suatu konteks.
4. Makna Referensial
Makna referensial
adalah sebuah kata yang memiliki referensnya/acuannya. Sehingga sebuah kata
dapat disebut bermakna referensial kalau ada referensinya atau acuannya.
Kata-kata seperti kuda, merah, dan gambar adalah termasuk kata-kata yang
bermakna referensial karena ada acuannya dalam dunia nyata.
5. Makna
Non-referensial
Makna non-referensial
adalah kata yang tidak mempunyai acuan dalam dunia nyata. Contohnya kata dan,
atau, dan karena. Kata-kata tersebut tidak mempunyai acuan dalam dunia nyata.
6. Makna Denotatif
Makna denotatif adalah
makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah kata.
Umpamanya, kata “Kurus” (bermakna
denotatif yang mana artinya keadaan tubuh seseorang yang lebih kecil dari
ukuran yang normal). Kata “Bunga”( bermakna denotatif yaitu bunga yang seperti
kita lihat di taman).
7. Makna Konotatif
Makna konotatif adalah
makna yang lain yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang berhubungan
dengan nilai rasa dari seseorang atau kelompok orang yang menggunakan kata
tersebut. Umpamanya kata “Kurus” pada contoh di atas berkonotasi netral. Tetapi
kata “Ramping”, yaitu sebenarnya bersinonim dengan kata kurus itu memiliki
konotasi positif yaitu nilai yang mengenakkan ; orang akan senang kalau
dikatakan ramping. Sebaliknya, kata “Kerempeng”, yang sebenarnya juga
bersinonim dengan kata kurus dan ramping, mempunyai konotasi negatif, nilai
rasa yang tidak enak, orang akan tidak enak kalau dikatakan tubuhnya kerempeng.
8. Makna Konseptual
Makna konseptual adalah
makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari Konteks atau asosiasi apa
pun. Kata “Kuda” memiliki makna konseptual “sejenis binatang berkaki empat yang
biasa dikendarai”, dan kata “Rumah” memiliki makna konseptual “bangunan tempat
tinggal manusia”.
9. Makna
Asosiatif
Makna asosiasi adalah
makna kata yang berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada
di luar bahasa. Misalnya, kata melati berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau
kesucian, kata merah berasosiasi berani, kata buaya berasosiasi dengan jahat
atau kejahatan. Makna asosiasi ini sebenarnya sama dengan lambang atau
perlambangan yang digunakan oleh suatu masyarakat pengguna bahasa untuk
menyatakan konsep lain, yang mempunyai kemiripan dengan sifat keadaan, atau
ciri yang ada konsep asal tersebut.
10. Makna Kata
Makna kata adalah makna
yang bersifat umum, kasar dan tidak jelas. Kata “Tangan” dan “Lengan” sebagai
kata, maknanya lazim dianggap sama, seperti contoh berikut:
a. Tangannya luka kena pecahan kaca.
b. Lengannya luka kena pecahan kaca.
Jadi, kata tangan dan
kata lengan pada kedua kalimat di atas adalah bersinonim atau bermakna sama.
11. Makna Istilah
Makna istilah adalah
makna yang pasti, jelas, tidak meragukan, meskipun tanpa konteks kalimat dan
perlu diingat bahwa makna istilah hanya dipakai pada bidang keilmuan/kegiatan
tertentu saja. Umpamanya, kata “Tangan” dan “Lengan” yang menjadi contoh di
atas. Kedua kata itu dalam bidang kedokteran mempunyai makna yang berbeda.
“Tangan” bermakna “bagian dari pergelangan sampai ke jari tangan”. Sedangkan
kata “Lengan” adalah “bagian dari pergelangan tangan sampai ke pangkal bahu”.
Jadi kata “Tangan” dan “Lengan” sebagai istilah dalam ilmu kedokteran tidak
bersinonim, karena maknanya berbeda.
12. Makna Idiom
Makna idiom adalah
makna yang tidak dapat diramalkan dari makna unsur-unsurnya, baik secara
leksikal maupun gramatikal. Contoh, Menjual gigi” bermakna “tertawa
keras-keras”. Jadi makna tersebutlah yang disebut makna idiomatik.
13. Makna
Peribahasa
Peribahasa memiliki
makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-unsurnya.
Karena adanya asosiasi antara makna asli dengan maknanya sebagai peribahasa.
Umpamanya, peribahasa “Seperti anjing dan kucing yang bermakna ihwal dua orang
yang tidak pernah akur. Makna ini
memiliki asosiasi bahwa binatang yang namanya anjing dan kucing jika bersuara
memang selalu berkelahi, tidak pernah damai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar